Dalam Islam, puasa merupakan bentuk aktifitas ibadah kepada Allah SWT dengan cara menahan diri untuk tidak makan dan minum. Lebih dari itu, dengan berpuasa juga kita diharapkan dapat menahan hawa nafsu dan hal lain yang dapat membatalkan puasa. Sedangkan secara bahasa puasa berarti menahan. Dengan berpuasa diharapkan kita dapat menahan hawa nafsu, menjadikan kita sabar, disiplin, memiliki rasa peduli, jujur, dan dengan berpuasa juga akan membuat tubuh kita sehat.
Nah, berbicara tentang kesehatan yang ada kaitannya dengan berpuasa, tidak hanya bernilai ibadah, akan tetapi ada juga puasa yang dilakukan sebelum seseorang melakukan operasi atau melakukan tes kesehatan. Seseorang yang memiliki rencana untuk menjalani operasi, biasanya diberi tahu oleh dokter atau perawat untuk berpuasa, tidak boleh makan selama 8 sampai 12 jam sampai menjelang waktu operasi. Kenapa demikian? Apakah alasannya? Nah, saya pribadi memiliki pengalaman akan hal tersebut. Kurang lebih bulan November 2017 yang lalu saya menemani istri untuk pergi berobat. Setelah diperiksa ternyata istri harus menjalani operasi. Saat itu juga dokter memerintahkan untuk berpuasa selama 8 jam. Kebetulah, tadi sudah makan siang kurang lebih pukul 12.00, dan operasi akan dilaksanakan pukul 17.00. alhasil saat sebelum dioperasi ternyata waktu puasa masih kurang lama. Akhirnya baru pukul 21.00 dilakukan operasi padahal masuk ruang operasi pukul 17.00.
Dari kejadian dan prosedur ini tentu ada alasan kuat kenapa dokter memerintahkan berpuasa sebelum berbaring di meja operasi. Walaupun harus menunggu sampai 8 jam untuk berpuasa tetapi akan sangat penting tentunya bagi pasien untuk mengikuti petunjuk ini. Tidak lain adalah untuk menghindari komplikasi selama dan setelah operasi dilakukan.
Jika perut pasien terisi makanan selama operasi dan sementara dibawah pengaruh obat bius, bisa terjadi muntah. Hal ini karena ketika berada di bawah anestesi, refleks tubuh dihentikan untuk sementara. Kombinasi anestesi yang melumpuhkan tubuh dan intubasi (memasukkan lubang atau pipa melalui mulut atau hidung untuk pertukaran udara) memungkinkan pasien untuk menghirup muntahan dan isi perut ke dalam paru-paru. Kondisi ini disebut dengan aspirasi paru dan dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti infeksi, pneumonia, dan kesulitan bernapas, yang dapat membahayakan kondisi pasien.
Kemudian jika seseorang akan melakukan tes kesehatan juga kadang diminta untuk berpuasa. Puasa diperlukan untuk membantu agar hasil tes menjadi akurat. Kalau tidak puasa, hasil tes bisa jadi tidak akurat karena protein, vitamin, lemak, karbohidrat, dan mineral dalam makanan dan minuman dapat membuat hasil tes menjadi kurang jelas terbaca. Misalnya, kalau sebelum tes gula darah kita makan atau minum, maka hasil tes dapat menunjukkan hasil yang lebih tinggi dan tidak menggambarkan kadar yang sesungguhnya.
Lalu Tes Kesehatan apa saja yang Perlu Puasa Sebelumnya? Jika akan melakukan tes kesehatan, tidak ada salahnya kita mengetahui apakah tes kesehatan yang akan kita laksanakan tersebut memerlukan puasa sebelumnya ataukah tidak. Dari alodokter.com, berikut ini diperlukan puasa terlebih dahulu sebelum dilakukan tes.
Tes darah
Tidak semua tes darah perlu puasa sebelumnya. Tes darah yang membuatmu perlu puasa 8-16 jam antara lain yang berperan untuk memeriksa: kadar gula darah, trigliserida, fungsi hati, kolesterol, lipoprotein, high-density lipoprotein (HDL) dan low-density lipoprotein (LDL).
Pada tes kadar gula darah, umumnya diminta untuk puasa 8-10 jam sebelum tes. Sementara untuk tes zat besi maupun kolesterol dalam darah, kita perlu puasa sekitar 12 jam sebelum tes. Selain itu, ada pula tes darah yang mensyaratkan untuk menghindari beberapa jenis makanan tertentu atau obat-obatan.
Gastroskopi
Kita perlu puasa 6 jam sebelum melakukan gastroskopi. Selain memudahkan dokter melihat isi lambung, puasa juga berguna untuk mengurangi risiko muntah dan tersedak karena isi lambung masuk ke saluran pernapasan.
Kolonoskopi
Sehari sebelum menjalani kolonoskopi, kita hanya dapat minum air putih dan perlu makan makanan berserat 2-3 hari sebelumnya. Beberapa jam sebelumnya kita juga perlu puasa dan minum obat pencahar untuk mengosongkan usus.
Anestesi
Begitu juga bila kita akan menjalani pemeriksaan yang memerlukan pembiusan (anestesi umum atau total), maka perlu puasa beberapa jam sebelumnya. Ingat untuk menghubungi dokter atau laboratorium tempat tes untuk mememastikan apakah tes masih bisa dilakukan apabila sebelumnya kita lupa atau tidak sengaja makan.
Nah, tidak hanya orang dewasa, anak-anak yang akan melakukan tes juga perlu puasa. Hanya saja, anak-anak sebaiknya didampingi dan perlu mengalihkan perhatian jika sudah merasa lapar. Selain itu, ibu hamil yang berpuasa saat akan melakukan tes darah, juga memerlukan perhatian khusus. Dokter mungkin akan menyarankan ibu hamil untuk lebih banyak minum air mineral dan mengurangi aktivitas sebelum tes. Ibu hamil juga perlu memeriksakan diri ke dokter jika merasakan sakit, seperti nyeri ulu hati, saat berpuasa.
Untuk penderita diabetes yang berpuasa sebelum menjalani tes kesehatan, perlu konsultasi ke dokter, apakah sebelumnya perlu memeriksa kadar gula darah, menyesuaikan dosis insulin, atau menghentikan konsumsi obat sementara. Jika kadar gula darah terlalu rendah, sebaiknya segera buka puasa atau konsultasi kembali dengan dokter.
Secara umum, cukupi kebutuhan minum setidaknya 2 hari sebelum tes. Minum air mineral beberapa gelas sebelum pengambilan darah dapat membantu petugas medis untuk menemukan pembuluh darah. Selain itu, kalau sedang mengonsumsi obat tertentu, sebaiknya konsultasikan ke dokter apakah perlu menghentikan atau terus mengonsumsi obat tersebut.
Jadi, Berpuasa sebelum tes atau operasi diperlukan untuk memperoleh hasil tes yang akurat. Dan tidak perlu khawatir karena setelah tes selesai, kita dapat segera makan dan minum seperti biasa. Sekian, semoga bermanfaat...
Sumber;
alodokter.com
hellosehat.com